Monday, September 25, 2006

Ujian bagi Syeikh Abdul Qadir al-Jailani

Ujian dalam bidang Ilmu

Suatu ketika "Jibril" datang menghadapnya dengan membawa kendaraan Buraq,
katanya: "Aku diperintahkan Allah untuk mengantarkan engkau menghadap-Nya,
kendaraan telah aku siapkan". Sejenak terdiamlah Abdul Qadir, dan karena
keluasan ilmunya, maka tahulah ia bahwa yang datang bukanlah malaikat Jibril
a.s. yang Sebenarnya, akan tetapi iblis yang dilaknati Allah yang menyihir wujudnya. Abdul Qadir menjawab: "Enyahlah, wahai engkau Iblis yang dilaknati !". Namun seketika Iblis tetap Iblis, tidak
berhasil dengan cara halus, ia menggunakan cara yang paling halus dengan
menaikkan kemampuan yang digodanya, katanya: "Baiklah Abdul Qadir, engkau
telah selamat dari rencanaku berkat keluasan ilmumu".
Bukanlah seorang Abdul Qadir apabila ia bangga dengan ucapan Iblis
sedemikian itu, namun sebaliknya ia
menjawab: "Jangan kau goda aku, aku selamat dari godaan ini bukan karena
keluasan ilmuku, akan tetapi karena berkat Rahmat Allah lah maka aku lepas
dari perangkapmu".


Ujian dalam bidang Ekonomi

Ujian yang berkaitan dengan kebutuhan jasmani ini terjadi di saat Abdul
Qadir berada di hutan belantara, jauh dari makanan dan minuman. Lama ia
menahan haus dan lapar, tiba-tiba turunlah hujan, dan sang Syeikh dapat
meredakan
dahaganya. Dan tidak terduga memancarlah sinar terang, dan ia berkata:
"Akulah
Tuhanmu, sekarang bagimu telah aku halalkan segala yang haram". Mendengar
kata-kata itu segera Abdul Qadir membaca ta'awwudz: "A'udzubillahi
minasy-syaithanir-rajiim" (aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan
yang terkutuk). Karena jelas bahwa perkataan itu jelas bukan dari Tuhan,
sebab Allah tak mungkin memberikan prioritas kepada siapapun untuk
menghalalkan sesuatu yang telah diharamkan-Nya, termasuk dirinya. Syaitan
meninggalkan dirinya dengan berujar: "Dengan Ilmu dan Rahmat Allah lah maka
engkau
selamat dari tipu dayaku".


Ujian kekhusyuan dalam Beribadah

Pada suatu malam saat Abdul Qadir shalat di Masjid Manshur, merayaplah
seekor ular dengan moncong terbuka merayapi sejadahnya. Ketika akan sujud,
diangkatnya ular itu dan ia meneruskan sujudnya. Saat ia membaca tahiyat,
ular
itu merayap ke pangkuan dan melingkari lehernya yang kemudian selesai
taslimah. Keesokan harinya ketika ia akan tafakkur, ia berjumpa dengan
seorang laki-laki dengan kedua mata vertikal -- yaitu jin -- yang berkata
kepadanya:
"Akulah ular kemarin yang datang kepadamu, banyak sekali aku menguji para
hamba Allah dengan cara semacam kemarin, beberapa di antaranya tenang dari luar
namun gelisah di dalam hatinya, sedangkan sebagian lagi tenang dalam hatinya
tetapi resah di luarnya. Dan bagimu tidak ada engkau termasuk golongan yang pertama dan bukan
pula yang kedua."

No comments:

Labels